Tulisannya Riska

(kebanyakan tugas sih) let's go!

Minggu, 17 November 2019

aku ingin bercerita


Kau Akan Mengerti

Ini ceritaku, cerita pengalamanku yg mungkin aku sendiri geli ketika membayangkannya lagi, lebih tepatnya aku terlihat sangat bodoh pada saat itu. Entah akan dari mana aku menceritakannya, entah menarik atau membosankankah, aku hanya ingin membaginya kepada kalian. Mari kita simak cerita pengalaman ku ini. Maaf jika membosankan, tidak menarik, kata-katanya terlalu belibet dan masih banyak kekurangan-kekurangan yang lainnya lagi.
Aku tau kamu melakukan ini semua tidak hanya kepadaku, bahkan mungkin aku terlihat bodoh bisa sampai terjebak dengan kata-katamu itu, padahal perempuan lain yg kau perlakukan sama denganku pun tidak sampai seperti ini.
Untuk mu yang ketika aku sedang menulis ini, entah kenapa yg ada di pikiran ku hanya kamu, aku memikirkanmu, bukan bukan memikirkan senyummu, tapi memikirkan cara-caramu yang bisa sampai membuatku jatuh semakin dalam, kata-kata manis tapi busukmu itu. Yang aku tau kau memang sedang tidak benar-benar serius dalam mengucapkan itu, bukan bukan mengucapkan tapi mengetik itu, karna kau mengatakan itu semua hanya melalui pesan watsap bukan obrolan secara langsung ketika kita bertemu, kau menganggapnya hanya guyonan biasa sama seperti yg kau lakukan dengan org lain bahkan perempuan lain. Ini semua hanya aku yg terlalu berlebihan menanggapi guyonanmu, tidak mencernanya dengan baik setiap kalimatmu, yang aku tau semua itu langsung ku masukkan ke hati kecilku yg sedang hancur ini. Bukan, bukan hancur lebih tepatnya hati yang sedang letih. Karena aku tidak merasa hancur atau patah hati, jangan sampai aku seperti itu, jika aku sampai hancur bahkan patah hati berarti aku memang sudah benar-benar gila dengan setiap kalimat-kalimat yg kau berikan itu.
Entah sejak kapan aku menjadi sangat kesepian ketika kau tak membalas setiap chat dariku, bahkan setiap kali kau membalasnya lama pasti aku selalu bolak-balik melihat last seen mu atau status mu itu. Bego sekali emang.

Untukmu yg dulu selalu bisa membuatku tersenyum bahkan tertawa gila ketika membaca chatmu, tapi sekarang tidak lagi, sama sekali tidak ada lagi chat darimu. Aku rindu, aku benar-benar rindu sekarang dengan kata-kata konyolmu, kata-kata tidak jelasmu itu tapi bisa membuatku tertawa. Tuhan, tolong sampaikan rinduku ini padanya, walaupun aku tau dia tak akan dan tidak akan pernah peduli dengan ini semua karena sejak awal dia tidak pernah menganggapku ada, dia hanya melihatku sebagai teman biasa seperti yg lainnya, tidak ada yg spesial dariku, iya aku tau itu semua, tapi tak apa, setidaknya aku pernah tertawa bahagia hanya gara-gara kalimat-kalimatmu itu.

artikel singkat pengaruh media sosial


Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

            Dizaman yang serba digital ini siapa saja dapat mengakses internet dengan mudah. Tidak hanya dari kalangan anak muda kini orang dewasa hingga orang tua pun bisa mengaksesnya. Tak terkecuali media sosial, siapun dimanapun dan kapanpun dapat mengaksesnya. Hanya dengan bermodalkan smart phone dan sambungan internet. Media sosial yang banyak digunakan di Indonesia ini adalah Whatsapp, Instagram, Twitter, dan juga Facebook. Membuat akunnya pun juga sangat mudah hanya dengan alamat email dan password saja.
Media sosial dapat dengan mudah menyebarkan banyak informasi yang tidak hanya dari dalam negeri saja namun juga manca Negara. Media sosial banyak digunakan untuk promosi suatu produk karena penyebarannya yang cepat. Namun dari media sosial juga berita-berita hoax banyak bermunculan. Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengecek keaslian dan kebenaran suatu berita menjadikan berita-berita hoax mudah tersebar karena mudahnya menyebarkan berita tersebut. Undang-undang sekarang pun telah banyak yang mengatur mengenai pelanggaran-pelanggaran yang dapat terjadi di media sosial yaitu dalam UU ITE. Salah satunya dalam pasal 45 ayat 3 yang berbunyi setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah). Itu artinya kita harus sangat berhati-hati dan bijak dalam menggunakan media sosial. Menyaring semua informasi yang masuk dan tidak dengan mudah menyebarkannya.
Media sosial juga sangat berpengaruh untuk kita dalam halnya berbangsa dan bernegara. Terutama pada kalangan anak muda sekarang yang hampir setiap harinya pasti menggunakan media sosial entah hanya untuk mencari informasi atau bahkan mencari teman. Apalagi ditahun ini tahun 2019 Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi 5 tahunan sekali yaitu pemilihan presiden dan wakil presiden, dan ditahun ini berbarengan juga dengan pemilihan anggota legislatif. Tentunya akan banyak pemilih-pemilih pemula dikalangan anak muda sekarang. Melalui media sosial inilah banyak informasi-infromasi mengenai pemilu yang kita dapatkan. Karena sosialisai mengenai pemilu, mengenai cara-cara dalam mencoblos, visi misi calon anggota DPR maupun DPD itu sendiri saat ini dirasa masih sangat kurang. Jadi, media sosial lah yang sangat berperan penting dalam hal ini, selain dari spanduk-spanduk kampanye yang menghiasi disetiap pinggir-pinggir jalan. Apalagi bagi anak muda sebagai pemilih pemula, tanpa adanya informas-informasi dari media sosial mungkin bisa saja hanya gambling dalam memilih pilihannya.
Sudah selaknyanya media sosial ini memberikan infromasi-infromasi yang akurat dan benar adanya, bukan malah menyesatkan dan membuat asumsi-asumsi publik yang tidak benar, atau biasa kita sebut berita ‘hoax’. Media sosial ini juga yang biasanya dapat mempengaruhi kesadaran politk warga masyarakat. Dengan berpartisipasi dalam pemilu, menggunakan hak suaranya dengan baik dan benar karena masyarakat lah yang menentukan pemimpinnya dan akan seperti apa Indonesia kedepannya.
Namun kita sebagai pengguna media sosial juga harus lebih berhati-hati dalam menerima setiap informasi yang masuk, mengecek kebenarannya dan tidak langsung menyebarkannya. Karena dari salah satu contoh inilah kesadaran berbangsa dan bernegara kita dapat terlihat. Menjadi warga masyarakat yang peduli akan nasib bangsanya salah satunya dengan tidak ikut dalam penyebaran berita-berita ‘hoax’ dan selalu mengecek kebenarannya. Atau hanya menjadi warga masyarakat yang tidak peduli akan nasib bangsanya dan membiarkan bangsanya termakan berita-berita ‘hoax’ tersebut.


Selasa, 04 September 2018

Resensi Buku Transformasi Sosial ‘Menuju Masyarakat Industri’


Resensi Buku Transformasi Sosial ‘Menuju Masyarakat Industri’


Judul buku : Transformasi Sosial ‘Menuju Masyarakat Industri’
Pengarang buku : Prof. Soedjito S., SH, MA
Penerbit buku : Pt. Tiara Wacana Yogya
Tahun terbit : Tahun 1991
Jumlah halaman : 146 halaman

Sinopsis Buku
            Gejala industrialisasi di Negara kita semakin hari semakin kentara, karena ia merupakan bagian tidak terpisahkan dari pertumbuhan peradaban modern akhir-akhir ini. Tetapi tidak semua orang mengetahui bagaimana peralihan, atau katakanlah pergeseran itu terjadi di mana di dalam proses tersebut system nilai, pola fikir dan perilaku hidup kita sehari-hari secara evolutif mendorong kita terbiasa memasuki suatu tatanan masyarakat baru, yakni masyarakat industry.
            Kini, setelah berbagai piranti modernisasi kita terima, kita sering tidak menyadari bahwa berbagai tradisi telah makin menghilang dan kita larut dalam tradisi baru. Salah satu cirinya yang paling menonjol adalah munculnya sitem baru perekonomian, menyebabkan masyarakat kita semakin jauh dari basis mereka sebagai masyarakat agraris. Buku ini memaparkan sketsa sosiologis tentang bagaimana perubahan yang dialami masyarakat kita. 

Kelebihan dari Buku
  • Sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang ingin mempelajari sosiologi dan pengamat sosial lainnya.
  • Berisi berbagai pertemuan ilmiah dengan bacaan yang memadai.
  •     Isinya lengkap dengan penjelasan dan tahap-tahap masyarakat industry.

Kekurangan dari Buku
  • Kertasnya buram
  • Bahasa yang digunakan terlalu tinggi sehingga ada beberapa yang sulit dipahami.

Catatan
            Buku ini di pinjam dari perpustakaan UNY, anda dapat mencari judul buku yang dibutuhkan pada link http://library.uny.ac.id . Anda juga dapat mencari journal pada link http://journal.uny.ac.id . Apabila anda membutuhkan informasi mengenai UNY, anda dapat mengaksesnya di http://uny.ac.id .

Senin, 27 Agustus 2018

Contoh Essay Sederhana Tentang Konsumerisme


PERILAKU KONSUMTIF DI KALANGAN MAHASISWA
PENDAHULUAN

Perilaku konsumtif adalah perilaku yang mencerminkan “serba instan”  atau tidak mau menempuh proses. Konsumtif cenderung mengarah pada gaya hidup glamor, boros, dan lain sebagainya. Pada zaman sekarang ini semakin banyak masyarakat terutama para remaja dan mahasiswa di Indonesia yang bersifat konsumtif. Penyebabnyapun bermacam-macam dan dari berbagai bidang. Banyak media massa  terutama iklan-iklan yang semakin mendorong masyarakat terutama para remaja khususnya mahasiswa untuk bersifat konsumtif. Terutama masyarakat yang tinggal di kota-kota besar saat ini, semakin dekat dan dengan mudah untuk mendapatkan barang-barang yang diinginkannya. Setiap harinya mereka melakukan konsumsi makanan, pakaian, bahkan elektronik sesuai keinginanya saja, tidak sesuai kebutuhannya, dan bahkan mereka tidak memperdulikan pengeluarannya.
Terutama para mahasiswa, mereka terkesan senang dengan perilaku yang berbau konsumtif dan hedonis. Mereka senang mengeluarkan uang demi mendapatkan barang-barang yang sedang popular dan tidak mau ketinggalan zaman. Mereka juga mudah termakan iklan-iklan yang banyak bermunculan di berbagai media, padahal mereka tidak begitu mementingkan barang yang ditawarkan tersebut. Mereka hanya membeli barang sesuai keinginanya saja. Bahkan terkadang mereka membeli barang hanya mengikuti temannya, agar tidak kalah saing dengan apa yang temannya punya, juga hanya sekedar untuk mengikuti tren masa kini saja. Mahasiswa sekarang lebih senang menghabiskan waktu di mall, pusat perbelanjaan, restaurant atau café-café untuk hanya sekedar nongkrong dan mengobrol dengan teman ketika libur atau mempunyai waktu luang dari pada menghabiskan waktu di perpustakaan.bahka mereka lebih senang mengerjakan tugas di café yang memiliki wifi sekaligus untuk nongkrong berkumpul dengan teman. Walaupun juga tidak semua mahasiswa seperti itu, masih banyak mahasiwa yang sadar akan tugasnya sebagai mahasiswa yaitu untuk belajar, kuliah dan mengikuti organisasi atau kegiatan di kampus lainnya, tidak hanya berfoya-foya menghabiskan uang saja.
                                                                                                     
ISI
Kalangan  mahasiswa  merupakan  salah  satu  kelompok  sosial  dalam masyarakat yang rentan terhadap pengaruh gaya hidup, trend, dan mode yang sedang  berlaku. Karena bagi mahasiswa tidak hanya pakaian saja yang dapat menunjang penampilan, tetapi juga dengan melakukan perawatan diri akan lebih menunjang penampilan.  Bagi  mahasiswa  sendiri,  mode,  penampilan,  dan  kecantikan merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian khusus. Sebagai mahasiswa, penampilan mungkin menjadi salah satu hal terpenting, walaupun tidak semua mahasiswa menganggap penampilan menjadi hal terpenting. Terutama di kalangan mahasiswa perempuan, menjaga penampilan menjadi salah satu penyebab mereka bersifat konsumtif. Mereka rela menghabiskan banyak uang untuk menjaga penampilannya, padahal sebagian mahasiswa masih mendapatkan uang dari orang tuanya.
Faktor penyebab mereka bersifat konsumtif berasal dari faktor luar dan dalam. Faktor dari luar yaitu kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi dan juga situasi. Kelas sosial dan situsi mungkin menjadi salah satu factor dari luar yang lebih menonjol karena mereka tidak mau kalah dari teman yang lainnya sehingga mereka akan berusaha mengimbangi teman-temannya agar tidak ketinggalan zaman. Sedangkan factor dari dalam adalah gaya hidup dan motivasi. Mereka sudah terbiasa dengan gaya hidup glamor dan boros, akan sulit untuk menghilangkan sifat itu.
Namun tidak semua mahasiswa memiliki sifat konsumtif. Terutama mahasiswa perantauan yang tinggal di kost-kostan dengan hidup pas-pasan. Mereka lebih mementingkan kuliah dan belajar bukan hanya foya-foya dan menghabiskan uang orang tua saja. Walaupun mungkin masih ada mahasiswa perantauan yang malah lebih leluasa untuk berfoya-foya karena mereka jauh dari awasan orang tua, merasa tidak ada yang mengawasi dan jika tidak menahan diri akan lebih mudah terkontaminasi dengan pergaulan-pergaulan yang buruk.
Sebagai remaja yang sudah beranjak dewasa, mahasiswa tidak hanya tertarik dengan barang-barang mahal yang dapat menunjang penampilannya. Tetapi mereka mulai tertarik dengan merawat diri untuk melakukan perawatan dan mengkonsumsi obat-obatan dari klinik kecantikan ternama. Demi melakukan perawatan ini mereka rela mengeluarkan banyak biaya. Mereka melakukan perawatan ini tidak semata-mata hanya untuk menjaga penampilan tetapi juga menambah kepercayaan diri, semakin cantik, dan juga untuk menjaga kualitas wajah pada masa tua.
Kuatnya keinginan untuk menjaga penampilan menyebabkan para mahasiswa menganggap bahwa membeli barang-barang mahal dan melakukan perawatan adalah suatu kebutuhan yang akhirnya menyebabkan mereka bersifat konsumtif. Padahal tidak semua barang yang mereka beli adalah kebutuhan mereka, sebagian hanya menginginkan, dan hanya mengikuti tren saja agar tidak kalah saing dengan teman-temannya dan tidak dianggap ketinggalan jaman.
Mahasiswa harus dapat memilah-milah mana yang merupakan suatu kebutuhan yang  memang  harus  dipenuhi  dengan  suatu  kebutuhan yang sebenarnya hanya merupakan keinginan semu belaka. Mahasiswa harus mampu lebih bijak ketika menggunakan uang.  Alangkah  lebih  baiknya  jika  mereka  lebih  mampu meminimalisir  pengeluaran  mereka agar  tidak menjadi beban orang tua mereka. Tidak  hanya  serta  merta  mengikuti  trend  yang  ada  di  kalangan mahasiswa  ketika  memilih barang atau tempat perawatan tetapi juga harus disesuaikan dengan pertimbangan biaya, kebutuhan serta pribadi masing-masing.

PENUTUP
·      Kesimpulan
Di jaman sekarang ini orang-orang dapat dengan mudah mendapatkan barang barang yang diinginkannya. Apalagi dengan adanya online shop dan pusat-pusat perbelanjaan yang semakin deket dengan tempat tinggal membuat dengan mudahnya orang memenuhi kebutuhannya bahkan keiginannya. Jika tidak dapat menahan diri kita dapat dengan mudah tergiur untuk membeli dan akan semakin membuat kita bersifat konsumtif.
Terutama di kalangan mahasiswa yang semakin ingin mengikuti trend dan tidak mau kalah dengan teman-temannya, sekarang mereka juga dapat dengan mudah mendapat iklan-iklan tentang barang-barang terkini. Bahkan produk-produk kecantikan dan tempat perawatan sudah semakin banyak ditemui. Jika tidak pandai-pandai menahan diri akan semakin membuat konsumtif. Mereka harus bisa mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan postif dan lebih bermanfaat seperti belajar kelompok, berkunjung ke perpustakaan, dan kegiatan-kegiatan postif lainnya agar tidak ikut tergiur untuk menghabiskan uangnya hanya untuk membeli atau menghabiskannya dengan hal yang kurang bermanfaat.
·         Saran
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi perilaku konsumtif di kalangan mahasiswa antara lain
1.      Belajar hidup hemat mulai dengan membuat prioritas kebutuhan yang ingin kita beli. Dahulukan membeli barang kebutuhan berdasarkan prioritas yang terpenting, bukan untuk memenuhi keinginan semata. 
2.      Mulai menabung, menabung selain merupakan bagian dari hidup hemat, juga kita bisa gunakan uang hasil tabungan kita untuk membeli barang yang akan kita butuhkan di masa yang akan datang atau jika ada kebutuhan yang lebih mendesak.
3.      Mengisi waktu luang dengan kegiatan positif, dengan mengikuti berbagai organisasi di kampus, berinteraksi dengan teman-teman di kampus, tidak mudah terpancing dengan diskon-diskon atau harga yang murah dari sebuah toko atau online shop dan tempat-tempat perawatan ternama.
4.      Mengurangi pergi ke mall atau pusat perbelanjaan atau café-café hanya sekedar untuk nongkrong.
5.      Fokus dengan apa yang menjadi tujuannya untuk kulaih, tidak lupa untuk selalu belajar.
·         Daftar Pustaka
Sukari. 2013. Perilaku Konsumtif Siswa SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNP) 
 

Tulisannya Riska Template by Ipietoon Cute Blog Design