(kebanyakan tugas sih) let's go!

Senin, 19 Januari 2015

#RuleOfThree

yo yang di Jogja yang di Jogja sudah siap buat #RuleOfThree? yuk yg belom cepetan beli tiketnya. aku gimana? tiket belom ada, nonton sih pengen bgt tpi gatau ya boleh apa enggak:( banya TO, TPM juga. ya semoga aja boleh lah ya:))
di TBY nih, silahkan nonton, info tiketnya ada dibawah (bawah) 



contoh cerpen singkat



Di lorong Itu
‘Driiinggg.. driiinggg.. driiinggg...’ suara alarm yg berada di atas meja belajar Ani berbunyi. “Jam berapa sih ini?” sambil mengusap matanya Ani melihat jam dan langsung mematikan alarmnya. “Ooh, masih jam setengah 4, tidur lagi aja dah”. Kata Ani sambil menutup matanya kembali.
*beberapa menit kemudian*
“Duhh ini jam berapa sih, kok kayaknya udh sepi banget ini rumah”, guman Ani seraya bangun dari tempat tidurnya. “Astagfirullah jam 6.15, masyaallah aku belom mandi, telat ini”. Dengan perasaan yang khawatir karena akan diskor jika terlambat Ani mandi dengan cepat, ganti baju, lalu makan, dan berangkat ke sekolah, dengan mengendarai motornya dengan sangat kencang.
Dengan lari secepat kilat Ani masuk ke gerbang sekolahnya. “Untung aja belom telat”. Katanya sambil berjalan menuju kelas. Pas memasuki lorong depan kelasnya tiba-tiba ‘brukkk..’ “Maaf ya, maaf maaf aku ngga sengaja, aku lagi buru-buru soalnya, maaf banget ya.” Kata seseorang sambil merapikan kertas-kertas yang berserakan. Sambil memegangi kepalanya yang sedikit pusing Ani bangun dan membantu seseorang itu merapikan kertasnya. “Ehh iya, ngga papa kok, aku juga salah, aku tadi ngga liat kanan kiri.” Kata Ani. “Iya, ya udah ya aku ke kelas dulu dadaa.” Balas seseorang itu. “Iya, daaa.”
“Uhh siapa sih tadi itu, kaya asing banget, padahal sama-sama kelas 9.” Guman Ani sambil berjalan menuju kelas nya yang hanya tinggal bebrapa langkah dari tempat dia tertabrak tadi. Di kelas, Ani menceritakan kejadian tadi dengan teman sebangkunya, yang bernama Nisa. “Ehh Nis, tau ngga tadi pas di lorong aku di tabrak cowok, kelas sebelah mungkin, tapi aku ngga tau dia siapa, kamu tau ngga kira-kira dia siapa?” kata Ani. “Duhh Ni, ya aku ngga tau lah, aku aja ngga liat pas kamu ditabrak, ciri-cirinya emang gimana?” Balas Nisa. “Duh, gimana ya, lupa juga aku. Ehh iya, dia agak gendut, punya lesung pipi gitu di pipinya, lumayan tinggi sih.” Jawab Ani. “Ohh, kayaknya aku tau deh dia itu siapa, menurut analisis ku dia itu anak kelas sebelah, namanya kalo ngga salah Syahid.” Kata Nisa. “Ahh soktau kamu Nis.” Jawab Ani. “Ehh beneran, aku ngga bohong.” Kata Nisa PD. “Iya deh iya, terserah kamu aja.” Balas Ani.
‘Teettt.. teettt... teettt..’ bel pulang sekolah berbunyi. Semua anak dikelas Ani membereskan buku-bukunya dan bersiap-siap pulang. Ani dan Nisa berjalan pulang menuju ke parkiran sambil bercanda-canda. “Eh ehh Ni, itu loh yang namanya Syahid.” Sambil menunjuk ke arah Syahid. “Eh iya bener, itu kan yang nabrak aku tadi pagi.”
******************************
“Ini hape apa kuburan sih ya, sepi baget?” Guman Ani sambil memegangi hapenya. “Tidur aja deh ya, enak kali ya.” Gumannya lagi, sembari merebahkan tubuhnya ke kasur. Setelah beberapa menit tertidur, Ani pun bangun. Sambil melihat layar pada hapenya “Eh, ada yang nginvite aku, siapa nih, aneh banget namanya.” Setelah di accept akhirnya Ani tau dia siapa. “Loh, ini kan Syahid yang tadi pagi nabrak aku, dapat pin ku dari mana dia ya.” Gumannya lagi. “Coba di chat aja kali ya, tapi engga deh, gengsi lah.” Katanya lagi. Beberapa menit kemudian ternyata si Syahid mengirim pesan ke Ani.

Syahid : “PING!!!”
Ani      : “Iya?”
Syahid : “Kamu yang tadi aku tabrak di lorong sekolah kan ya?”
Ani      : “Hehe, iya.”
Syahid : “Maaf banget ya, aku ngga sengaja tadi pagi.”
Ani      : “Haha iya, ngga papa lagi.”
Syahid : “OK, udah dulu ya, daaa :)”
Ani      : “Iya, daaa :)”



 

            Berbicara pada diri sendiri “Jarang-jarang ada cowok minta maaf berkali-kali ke cewek, ada juga cowok yang marah. Haha baik juga dia.” Sambil meletakkan hapenya ke meja belajar, “Tapi biarin deh ya. Tidur lagi enak kali ya.” Ani pun kembali tidur.
******************************
            Sudah pagi lagi, kali ini Ani tidak terlambat lagi. Entah ada apa dia bangun lebih awal dari biasanya. Saat melewati lorong depan kelasnya “Ehh kamu tumben ketemu lagi.” Kata Ani. “Iya ini, kebetulan hehe. Ehh iya aku lupa tanya namamu kemarin. Nama kamu siapa?” Tanya Syahid kepada Ani. “Nama aku Ani hehe.” Jawab Ani. “Ya udah daa, aku ke kelas dulu ya, lanjut nanti di bbm aja, hehe.” Kata Syahid. “Hehe iyaa, daa.” Jawab Ani.
            Saat di kelas Ani menceritakan lagi kejadian yang hanya kebetulan tadi kepada Nisa. “Awas loh Ni, ntar lama-lama kamu suka sama dia kalo sering ketemu gitu, apalagi bbman.” Kata Nisa. “Ih apaan sih kamu Nis, orang tadi kan cuma kebetulan doang.” Jawab Ani. “Ya dari kebetulan itu jadi beneran.” Kata Nisa lagi. “Ih, ngaco ah Nis kamu. Udah deh ya, ngga usah bahas dia lagi.” Ani merasa kesal dengan omongan Nisa. “Haha iya-iya, ngga usah marah dong cantik.” Sambil menjulurkan lidah ke arah Ani. “Kamu ih, lagian siapa yang marah, aku ngga marah, cuma kesel aja sama kamu.” Jawab Ani. Mereka berdua pun segera memperhatikan apa yang diajarkan oleh Bu Uni.
            Karena bel pulang sekolah sudah berbunyi Ani dan teman-teman lainnya keluar kelas menuju tempat parkiran. Saat sedang asik mengobrol dengan Nisa tiba-tiba “Hey, Anii!” Kata Syahid yang tiba-tiba muncul di depan Ani dan Nisa. “Eh kamu, iya hay.” Jawab Ani kaget. “Cie, ciee sepertinya aku harus pulang duluan ini, aku duluan ya Ni.” Kata Nisa sambil berlari meninggalkan Ani dan Syahid. “Ah kamu Nis, tunggu lah.” Jawab Ani. “Udah lah biarin, kan ada aku, haha enggalah, bercanda.” Kata Syahid tiba-tiba. “Haha iya-iyaa.” Jawab Ani. Merekapun berjalan berdua menuju parkiran sambil ngobrol dan bercanda. Setelah sampai di parkiran “Eh aku duluan ya Ni, nanti aku bbm kamu ya.” Kata Syahid sambli tersenyum kepada Ani. “Hehe iya, OK aku tunggu yah.” Jawab Ani sambil memberikan senyumnya juga.
******************************
            Seiring berjalannya waktu Ani dan Syahid pun semakin dekat dan akrab gara-gara kejadian yang hanya kebetulan itu ‘tabrakan di lorong sekolah’. Setiap hari mereka chattingan. Setiap hari juga mereka bertemu di sekolah. Ketika hari Minggu kadang mereka juga sering bantu-membantu mengerjakan PR. Entah itu di rumah Ani maupun di rumah Syahid.
            Karena sudah terlalu dekat diam-diam Syahid menyimpan rasa kepada Ani. Tapi Ani menganggap ini semua hanya sekedar persahabatan biasa. Hingga suatu hari ketika mereka sedang makan berdua di kantin Syahid keceplosan “Say.” Kata Syahid sambil menutup mulutnya. “Hah? Kamu tadi ngomong apa Hid?” Jawab Ani kaget. “Ehh engga ngomong apa-apa kok.” Balas Syahid dengan terbata-bata. “Iya deh, kamu aneh ih.” Jawab Ani lagi. “Ya udah habisin dulu makanannya nanti keburu masuk lagi.” Kata Syahid. “Iyaa, kamu juga habisin tuh makanan kamu.” Balas Ani. “Siap gan!” Jawab Syahid. “Haha kamu lucu Hid.” Jawab Ani sambil tertawa. “Haha engga ihh biasa aja kali.” Mereka pun menghabiskan makanan yang tinggal sedikit dan membayarnya di kasir.
******************************           
            Sore ini mereka akan pergi berdua ke toko buku, seharusnya Nisa juga ikut tapi ternyata dia akan pergi sendiri bersama keluarganya. “Mungkin aku harus ngomong sekarang sama Ani, tentang semua ini.” Batin Syahid sambil berjalan menuju rumah Ani. Setelah samapai di rumah Ani “Assalamualaikum.” Kata Syahid sambil mengetuk pintu rumah Ani. “Waalaikumsalam.” Jawab Ani dari dalam sembari membuka pintu. “Ehh kamu Hid, mau langsung aja atau masuk dulu?” Kata Ani sambil tersenyum. “Langsung aja deh ya. Daripada nanti kesorean.” Balas Syahid. “OK, aku tutup pintu dulu bentar ya.” Kata Ani. “OK, sip.” Jawab Syahid.
******************************
            Di toko buku ketika sedang mencari-cari buku “Ni, kita kan udah lama temenan kan ya, itu juga gara-gara ngga sengaja aku nabrak kamu di lorong sekolah waktu itu, kamu inget ngga?” Kata Syahid tiba-tiba. “Haha, ya inget banget lah, itu lucu banget, ngga bakal aku lupain.” Jawab Ani sambil tertawa. “Nah gara-gara kejadian itu entah gimana ceritanya aku bisa nyimpen rasa sama kamu.” Balas Syahid. “Eh, maksud kamu apa Hid? Aku ngga ngerti.” Jawab Ani. “Em, kita kan udah lama kenal kan ya? Aku ada sedikit rasa ke kamu.” Kata Syahid kebingungan. “Maaf banget nih Hid, aku nganggep semua ini ya cuma persahabatan biasa, engga ada yang lebih dari semua ini.” Jawab Ani sambil tersenyum ke arah Syahid. “Lagian Hid, aku mau fokus sekolah dulu, kita kan juga udah mau UN nih, belajar itu lebih penting.” Kata Ani lagi. “Em, maaf ya sebelumnya, aku tadi udah lancang ke kamu. Tapi iya juga bener kata kamu. Belajar itu lebih penting.” Jawab Syahid. “Iya ngga papa kok. Kan kita juga masih bisa temenan, kita masih bisa kok makan berdua di kantin, kita juga masih bisa pergi ke toko buku bareng.” Balas Ani. “Haha iya, makasih ya Ni.” Kata Syahid yang kemudian melontarkan senyum manisnya ke Ani. “Iya sama-sama.” Balas Ani, dengan senyum juga.
            Mereka pun melanjutkan mencari-cari buku untuk latihan-latihan UN. Waktu sudah menujukkan pukul 5 sore. Mereka pun pulang. Syahid mengantar Ani sampai ke pintu gerbang rumahnya. “Makasih ya udah dianterin, jadi ngrepotin kamu.” Kata Ani. “Iya sama-sama, engga ngrepotin juga kok.” Jawab Syahid. “Aku pulang dulu ya Ni, sampai ketemu besok di sekolah.” Kata Syahid yang berjalan pulang sambil memberikan senyum kecewanya untuk Ani. “Iya dadaa Hid.” Jawab Ani.
******************************
            Entah mungkin gara-gara kejadian kemarin di toko buku hari ini Syahid tidak datang ke kelas Ani. Mungkin Syahid sedikit merasa kecewa. Gara-gara kejadian kemarin hubungan Ani dan Syahid semakin jauh. Biasanya Syahid datang ke kelas Ani untuk mengajak Ani makan bareng di kantin tapi hari ini Syahid makan sendiri di kantin.
            Ani merasa bingung dengan sikap Syahid yang semakin menjauhi dia. “Mungkin kata-kata ku kemarin udah bikin Syahid kecewa, tapi aku harus gimana lagi. Ini kan udah terlambat.” Batin Ani sembari mencari-cari Syahid. “Ya udah lah ya, biarkan waktu yang menjawab semua ini.” Batin Ani. “Haha sok puitis banget kata-kataku.” Batin Ani lagi, sambil tertawa-tawa kecil.
******************************
            Seiring berjalannya waktu ternyata Syahid sudah menemukan pengganti Ani, yaitu Putri, anak kelas 9 juga, tetapi tidak satu kelas dengan Ani. Ternyata Putri adalah sahabat sekaligus saudara Ani sendiri. Syahid memang sudah tau kalau mereka bersaudara. Tapi bagaimana lagi, Syahid sudah terlanjur suka sama Putri. Iya, dari segi fisik Putri memang lebih perfect dari Ani. Dia lebih cantik, lebih tinggi juga.
            Lambat laun Ani pun mengetahui kalau Syahid dekat dengan Putri. Yang notabene Putri itu sahabat sekaligus saudaranya sendiri “Yah, aku hanya bisa menyesali semua ini tanpa bisa melakukan apa-apa.” Kata Ani sambil meneteskan air matanya. “Iya mungkin benar kata Nisa, aku memang suka sama Syahid, tapi sukanya terlambat.” Kata Ani lagi, air matanya semakin mengalir deras di pipinya.
            “Yah aku mah bisa apa, menangis sampai air mata ku habis si Syahid juga ngga bakal kembali buat aku lagi, aku memang sudah mengingkari kata hatiku.” Kata Ani. “Mungkin ini memang yang terbaik untuk ku melupakan sahabat yang bertemunya hanya kebetulan itu.” Kata nya lagi. “Yah, dari lorong itu lah aku bisa kenal dan dekat degan Syahid yang awalnya aku ngga pernah tau siapa dia, tapi dari lorong itu juga aku bisa jauh dari dia.” Sambil mengusap air mata di pipinya.
 

Tulisannya Riska Template by Ipietoon Cute Blog Design