(kebanyakan tugas sih) let's go!

Jumat, 02 September 2016

laporan pembuatan kerajinan bahan lunak dari sabun



LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN BAHAN LUNAK DARI SABUN

Disusun oleh:
Farhani Riska Septia
XI IPS 2/09
SMA NEGERI 1 GODEAN
2016/2017

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pembuatan Ukiran Sabun ini dengan baik tanpa kendala.
Adapun Laporan Pembuatan Ukiran Sabun ini telah penyusun usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan laporan ini. Oleh sebab itu, penyusun juga ingin terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.
Penyusun berharap semoga dari Laporan Pembuatan Ukiran Sabun ini dapat diambil manfaatnya. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusan laporan ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Demikian kata pengantar ini penyusun buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi diri pribadi penyusun sendiri dan pembaca pada umumnya

Sleman, 25 Agustus 2016
Penyusun


Farhani Riska Septia




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..  ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………  iii

BAB I: PENDAHULUAN
A.    Latar belakang………………………………………………………………… 1
B.     Tujuan……….....……………………………………………………………… 1
C.     Manfaat................ …………………………………………………………….. 1

BAB II: LANDASAN TEORI
A.    Pengertian kerajinan bahan lunak……………………..……………………… 2
B.     Macam teknik pembuatan…………………………………………………….. 2
C.     Macam aliran seni ……………………………………………………………. 4

BAB III: PEMBAHASAN
A.    Pembuatan……………………………………………………………………. 7
B.     Teknik pembuatan……………………………………………………………. 7
C.     Aliran………………………………………………………………………… 7
D.    Alat dan bahan……………………………………………………………….. 8
E.     K3……………………………………………………………………………. 8
F.      Langkah kerja………………………………………………………………... 8

BAB IV: PENUTUP
A.    Kesimpulan………………………………………………………………….. 9
B.     Saran ………………………………………………………………………... 9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………. 10
LAMPIRAN………………………………………………………………………… 11




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajian dari bahan lunak merupakan kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang bersifat lunak. Untuk pembuatan produk kerajinan dari bahan lunak sendiri biasanya memakai teknik membentuk, menganyam, menenun, dan mengukir. Setiap pembuatan produk kerajian harus memperhatikan unsur estetika dan ergonomis. Ada 2 bahan yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan dari bahan lunak yaitu bahan lunak alami dan bahan lunak buatan. Ada dua bentuk kerajinan yaitu dua dan tiga dimensi. Kerajinan Dua Dimensi hanya dapat dilihat dari satu arah dan biasanya tidak memiliki volume sedangkan Kerajinan Tiga Dimensi yaitu kerajinan yang dapat dilihat dari berbagai arah dan biasanya memiliki volume. Dari segi fungsi kerajinan bahan lunak dibagi menjadi dua fungsi yaitu fungsi pakai dan fungsi hias.
B. Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian kerajinan dari bahan lunak
2.      Untuk mengetahui fungsi produk dari bahan lunak
3.      Untuk mengetahui teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan lunak.
C. Manfaat
1.         Siswa dapat mengetahui pengertian dari kerajinan bahan lunak
2.         Siswa dapat mengetahui fungsi produk kerajinan bahan lunak
3.         Siswa dapat mengetahui teknik pembuatan kerajinan bahan lunak.


BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Pengertian Kerajinan dari Bahan Lunak
Kerajinan dari bahan lunak merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang bersifat lunak, beberapa bahan lunak yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan, yaitu seperti berikut:
·         Bahan Lunak Alami
Bahan lunak alami adalah bahan lunak yang diperolah dari alam sekitar dan cara pengolahannya juga secara alami tidak dicampur maupun dikombinasi dengan bahan buatan. Contoh bahan lunak alami yang kita kenal adalah tanah liat, serat alam, dan kulit.
·         Bahan Lunak Buatan
Bahan lunak buatan adalah bahan untuk karya kerajinan yang diolah menjadi lunak. Beragam karya kerajinan dari bahan lunak buatan dapat dibuat berdasarkan bahan yang digunakan. Bahan-bahan yang digunakan bisa berupa bubur kertas, gips, fiberglas, lilin, sabun, spons, dan sebagainya.

B.     Teknik Pembuatan Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
Ada beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan lunak. Teknik tersebut disesuaikan dengan bahan yang digunakan. Adapun teknik yang dapat digunakan untuk membuat karya kerajinan dari bahan lunak antara lain membentuk, menganyam, menenun, dan mengukir.
a.       Membentuk
Teknik membentuk biasanya digunakan untuk membuat karya kerajinan dari tanah liat. Macam-macam teknik membentuk antara lain seperti berikut.
1)          Teknik Coil (Lilit Pilin)
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan tanah liat yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh para seniman dan perajin keramik.
2)          Teknik Putar.
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para perajin keramik. Perajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para perajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong dan guci.
3)          Teknik Cetak.
Ada dua teknik pembentukan karya kerajinan dari bahan lunak yaitu: sekali cetak (cire verdue), dan cetak berulang. Teknik sekali cetak ialah teknik cetak yang menghasilkan sekali cetakan dan tidak dapat diperbanyak. Teknik cetak berulang (bi valve), ialah teknik mencetak yang dapat memproduksi karya dengan jumlah yang banyak dengan bentuk dan ukuran yang sama. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga: piring, cangkir, mangkok, dan gelas.
b.      Menganyam
Teknik menganyam dapat digunakan untuk pembuatan karya kerajinan dari bahan lunak dengan karakteristik tertentu. Bahan baku yang digunakan untuk membuat karya kerajinan dengan teknik menganyam ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok. Contoh karya kerajinan dengan teknik menganyam: keranjang, tikar, topi, dan tas.
c.       Menenun
Teknik menenun pada dasarnya hampir sama dengan teknik menganyam, perbedaannya hanya pada alat yang digunakan. Untuk anyaman, kita cukup melakukannya dengan tangan (manual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat yang disebut lungsin dan pakan. Pada beberapa daerah di wilayah Nusantara terdapat kesamaan teknik namun berbeda dalam ragam hiasnya. Hal inilah yang menjadi ciri khas dari suatu daerah dengan daerah lain. Misalnya kain ulos dari Batak, Kain tapis dari Lampung, kain torso dari Jepara, dan kain songket yang dibuat di Sumatra, Bali, Kalimantan dan Sumbawa.
d.      Membordir
Ketika memakai pakaian, hal yang perlu diperhatikan selain mempertimbangkan aspek kegunaan dan kenyamanan, perlu juga diperhatikan aspek keindahannnya. Salah satu yang dapat ditonjolkan dari pakaian dan kebutuhan sandang lainnya adalah hiasannya. Di samping batik, penerapan motif atau ragam hias pada pakaian dapat juga diterapkan dengan bordir. Bordir merupakan hiasan dari benang pada kain. Istilah lain yang hampir sama dengan bordir adalah sulam.
e.       Mengukir
Teknik mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Pada umumnya, teknik mengukir diterapkan pada bahan kayu. Namun, teknik ini dapat pula diterapkan pada bahan lunak seperti sabun padat dan lilin.
C.     Macam aliran seni
1). Naturalisme
Corak atau aliran dalam seni rupa yang berusaha melukiskan sesuatu obyek sesuai dengan alam (nature). Tahunabad ke-19. Ciri-ciri Objek Lukisannya Obyek yang digambarkan diungkapkan seperti mata melihat. Untuk memberikan kesan mirip diusahakan bentuk yang persis, ini artinya proporsi, keseimbangan, perspektf, pewarnaan dan lainnya diusahakan setepat mungkin sesuai mata kita melihat.
2). Realisme
Corak seni rupa yang menggambarkan kenyataan yang benar-benar ada. Ciri-ciri Objek Lukisannya ditekankan bukanlah obyek tetapi suasana dari kenyataan tersebut.
3). Romantisme
Corak dalam seni rupa yang berusaha menampilkan hal-hal yang fantastic, irrasional, indah dan absurd. Aliran ini melukiskan cerita-cerita romantis tentang tragedy yang dahsyat, kejadian dramatis yang biasa ditampilkan dalam cerita roma.
4). Impresionisme
Aliran ini mengutamakan kesan selintas dari suatu obyek yang dilukiskan. Tahun 1874.
5). Ekspresionisme
Aliran yang mengutamakan curahan batin secara bebas. Bebas dalam menggali obyek yang timbul dari dunia batin, imajinasi dan perasaan.
6). Kubisme
Aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Pameran retpektif Cezanne yakni pada tahun 1907.
7). Fauvisme
Nama yang dijuluki kepada sekelompok pelukis muda yang muncul pada abad ke 20. Karena keliaran dari warna-warna itulah oleh kritikus Perancis Louis Vauxelles dilontarkan dengan nama Fauvisme.Pada abad ke 20.
8). Dadaisme
Aliran yang dikatakan anti seni, anti perasaan dan cenderung merefleksi kekasaran dan kekerasan. Karyanya aneh seperti misalnya mengkopy lukisan Monalisa lalu diberi kumis, tempat kencing diberi judul dan dipamerkan. Dilakukan juga metode kolase seperti misalnya kayu dan rongsokan barang-barang bekas.
9). Futurisme
Aliran ini mengatakan keindahan gerak dan dipandang sebagai pendobrak aliran Kubisme yang dianggap statis dalam komposisi, garis dan pewarnaan. Tahun lahirnya lukisan ini adalah pada tahun 1909.
10). Surealisme
Surrelisme Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya. Melukiskan suasana yang mencekam lengang menakutkan serta hal-hal yang fantastis.Aliran seni rupa ini mulai ada pada Tahun 1024.
11). Pop Art (Popular Art)
Nama aslinya adalah Popular Images. Seni ini muncul karena kejenuhan dengan seni tanpa obyek dan mengingatkan kita akan keadaaan sekeliling yang telah lama kita lupakan. Dalam mengambil obyek tidak memilih-milih, apa yang mereka jumpai dijadikan obyek. Tahun berkembang di Amerika pada tahun 1956.


12). Post Modern (Kontemporer)
Seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang, atau karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang
13). Konstruktivisme
Pergerakan di dalam seni dan arsitektur yang pertama kali di Moscow tahun 1915.
14). Neo-Klasik
Seni yang ada sejak pecahnya revolusi Perancis. Bersifat rasional, obyektif dan klasik serta digunakan untuk mendidik.
15). Abstraksionisme
Aliran Abstraksionime adalah aliran yg berusaha melepaskan diri dari sensasi-sensasi atau asosiasis figuratif suatu obyek.


BAB III
PEMBAHASAN
A.    Pembuatan
Karena saya menyukai film kartun, jadi dalam pembuatan kerajinan bahan lunak ini saya memilih untuk membuat ukiran tokoh kartun “Olaf” dalam film Frozen. Karena bentuknya yang sederhana dan tidak terlalu sulit untuk dibuat.
B.     Teknik pembuatan
Teknik yang saya gunakan untuk membuat kerajinan dari bahan lunak disini adalah teknik mengukir atau ukir, berikut adalah penjelasan dari teknik mengukir:
Teknik mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Pada umumnya, teknik mengukir diterapkan pada bahan kayu. Namun, teknik ini dapat pula diterapkan pada bahan lunak seperti sabun padat dan lilin. Langkah kerja: 
                  a. Membuat rancangan
Rancangan adalah hal awal yang kita lakukan setelah mendapat ide untuk membuat suatu kerajinan dari bahan lunak, rancangan yang bagus biasanya akan menghasilkan yang bagus. Rancangan biasanya dibuat di suatu kertas lalu kita menggambarnya.
b. Menyiapkan alat dan bahan
Setelah rancangan dibuat tahap selanjutnya adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan di utamakan memiliki kualitas yang bagus sehingga akan mendapat hasil yang baik.
 c. Membuat benda sesuai rancangan
Setelah semua siap kita mulai dengan proses pembuatan, buatlah sebuah bagian dasar terlebih dari suatu kerajinan sehingga akan mudah dibentuk dan mempercepat proses pembuatan.
 d. Tahap penyelesaian
Tahap akhir setelah kita membuat suatu kerajinan adalah salah satunya dengan merapikan atau memberi hiasan atau beberapa tambahan lain sehingga meningkatkan kualitas kerajinan tersebut.

C.     Aliran
Aliran yang saya pakai dalam pembuatan kerajinan bahan lunak dari sabun ini adalah aliran Realisme. Aliran Realisme adalah aliran seni rupa yang menggambarkan keadaan nyata yang benar-benar ada. Ciri aliran seni yang satu ini adalah lebih ditekankannya suasana dibanding objek dari kenyataan tersebut.


D.    Alat dan bahan
1.      Sabun batangan
2.      Cutter
3.      Koran sebagai alas
4.      Masker untuk melindungi dari debu sabun
5.      Pensil
6.      Kertas buffalo untuk mengemas.

E.     K3
Alat keselamatan kerja yang saya gunakan adalah masker. Masker adalah alat penutup wajah dan hidung yang digunakan untuk menutupi wajah dari debu kotoran.

F.      Langkah kerja
1.    Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2.    Pakailah masker untuk melindungi muka dari debu sabun
3.    Kikis bagian merek sabun agar rata dan mudah untuk dipola
4.    Bentuk pola sabun sesuai dengan gambar yang diinginkan menggunkan pensil
5.    Ukir sabun mengikuti pola yang sudah ada menggunakan cutter
6.    Kikis bagian-bagian yang tidak diperlukan
7.    Kikis lagi seluruh bagian sesuai pola agar lebih rata
8.    Setelah semua rata dan selesai sabun siap dikemas sedemikian rupa.


BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kerajinan bahan lunak merupakan salah satu peluang kita untuk menjadi wirausahanwan sejak dini karena kita dapat memulainya dengan cara yang sederhana. Salah satunya ialah kerajinan bahan lunak dari sabun. Sabun merupakan perlengkapann sehari – hari yang dibutuhkan oleh semua manusia, oleh karenanya sabun dapat kita temui dengan mudah diberbagai tempat dengan banyak varian dan harga yang terjangkau, sehingga kita tidak menemukan kesulitan ketika mulai membuat kerajinan ini.
B.     Saran
Kerajinan bahan lunak dapat kita produksi untuk menjadi berbagai macan kerajinan bahan lunak. Dibutuhkan semangat dan kreatifitas untuk melahirkan kerajinan bahan lunak yang digemari oleh banyak orang.


DAFTAR PUSTAKA







 

Tulisannya Riska Template by Ipietoon Cute Blog Design